Jumat, 13 Februari 2015

Hikmah Perjalanan

Uang Rp.1000 dan Rp.100.000 sama-sama terbuat dari kertas, sama-sama dicetak dan diedarkan oleh dan dari Bank Indonesia. Pada saat bersamaan mereka keluar dan berpisah dari bank dan beredar di masyarakat.

Empat bulan kemudian mereka bertemu lagi secara tidak sengaja di dalam dompet seorang pemuda. Kemudian di antara kedua uang tersebut terjadilah percakapan.

Uang Rp.100. 000 bertanya kepada uang Rp.1000: "Kenapa badan kamu begitu lusuk dan bau amis?"

Uang Rp.1000 menjawab: "Karena aku begitu keluar dari bank langsung ke tangan orang-orang bawahan, dari tukang becak, tukang sayur, penjual ikan dan di tangan pengemis".

Lalu Rp.1000  bertanya balik pada Rp.100.000:
"Kenapa kamu begitu baru, rapi dan masih bersih?"

Uang Rp.100.000 menjawab:
"Karena begitu aku keluar dari bank, aku langsung disambut perempuan cantik dan beredarnya pun di restaurant mahal, hotel berbintang dan di mall, serta keberadaanku selalu dijaga dan jarang keluar dari dompet"

Lalu Rp.1000 bertanya lagi "Pernahkah engkau mampir di tempat ibadah?"

Dijawablah "Tidak pernah"

Rp.1000 pun berkata lagi "Ketahuilah, walaupun badanku seperti ini adanya, setiap Jum'at /Minggu  aku selalu mampir di masjid, vihara, gereja, serta di tangan fakir miskin dan anak yatim piatu. Bahkan aku selalu bersyukur kepadaTuhan,  Aku dipandang manusia bukan dari sebuah nilai. Tapi yang di pandang adalah sebuah manfaat."

Akhirnya menangislah uang Rp.100.000  karena merasa besar, hebat, tinggi tetapi tidak begitu bermanfaat selama ini."

Jadi bukan seberapa besar penghasilan kita tapi seberapa bermanfaat penghasilan kita itu. Karena kekayaan bukanlah untuk kesombongan.

Yuk Sedekah dimanapun, kapan pun hingga ajal menjemput...

Semoga berkenan dan bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar